Makam Mbah Priuk dalam "Status Quo"


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta makam Mbah Priuk di Koja, Jakarta Utara, dalam status quo dan meminta proses penggusuran dihentikan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait serta melakukan pendekatan kepada masyarakat. Demikian disampaikan Presiden SBY dalam jumpa pers di depan Istana Presiden, Rabu (14/4/2010) malam. Presiden didampingi Mensesneg Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Pilih cara atau pendekatan yang baik dalam melakukan penertiban meskipun secara hukum benar. Presiden juga menginstruksikan segera dilakukan investigasi terhadap peristiwa benturan fisik tersebut untuk mengetahui siapa yang salah dan yang benar. Kepada Polri, Presiden SBY menginstruksikan untuk mencegah terjadinya insiden baru dan melindungi kepentingan masyarakat sebab jika tidak diantisipasi, kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain. Kepada pers, Presiden SBY meminta untuk memberikan pemberitaan yang akurat. "Jika ada yang meninggal, beritakan memang meninggal. Jika hanya luka, jangan terburu-buru memberitakan meninggal sebab jika tidak tepat, itu akan menimbulkan masalah," katanya. Presiden yakin pers tidak melakukan provokasi dan akan tetap akurat dalam pemberitaan seputar kasus Koja. Presiden kembali menyayangkan peristiwa seperti ini terjadi ketika melakukan penertiban. "Ini kesempatan sekali lagi, seperti yang pernah saya sampaikan berkali-kali, baik kepada provinsi maupun kabupaten, untuk memilih cara atau pendekatan yang baik dalam melakukan penertiban meskipun secara hukum benar," katanya. "Saya sudah pernah menyampaikan untuk secara persuasif mencegah benturan yang bersifat fisik. Sebab, dalam situasi yang panas, benturan fisik akan mudah terjadi dan akan menimbulkan korban," tambah Presiden.

0 comments:

Posting Komentar

Return top